Sabtu, 17 Desember 2011

Sahabatq

Pagi ini,,,
ketika aku membuka mata, timbul satu pertanyaan di kepala ini...
kenapa tetap saja rasa sayang ini untuk kamu...?
bukankah aku sudah berjanji untuk membenci kamu?
Aku ingat gimana janji aku ma bg Fuji wirawan S.Pt??
kenapa harus terpikir dy juga,,,,
sekarang ketika seorang sahabat yang selalu menyemangati aku,
selalu ada disamping aku,,
tapi tetap saja aku tidak bisa melupakan kamu?
kenapa aku tidak bisa mencintai sahabat q...?
kenapa??
apakah dy tag berhak untuk mendapatkan cintaku??
maafin aku yang tak bisa menyayangi kamu....
aku benar-benar hanya menganggap kamu sebagai sahabatku...
gag lebih....
aq tahu betapa bahagianya aq saat berada didekatmu..
tapi semua itu tidak bisa menjadikan pegangan bahwa qamu dan aku bisa bersama...
aq gag ingin mengecewakan kamu...
biarlah hanya persahabatan ini abadi...
tanpa adanya kasih sayang yang lebih dari yang namanya persahabatan......
AKU BANGGA PERNAH MENJADI SAHABATmu...

Kamis, 15 Desember 2011

Aku, Kamu, dan Semua cerita tentang kita

Lelah....
satu kata yang terucap dari bibirku saat ini....
ya Lelah menghadapi qamu...
Ingin rasanya berlari dari kenyataan ini...
ingin rasanya menjauh dan tak ingin menjadi bagian dari hidup kamu lagi...
tapi itu sulitt..
ya sulit karena qamu terus berusaha membuat aq mencintai qamu...

Sampai hari ini pun Komunikasi qt tidak pernah putus...
mencoba mendiamkan qamu, tapi ada saja cara kamu membuat aq kembali mengingatmu...

apa yang sebenarnya kamu inginkan?
bukankah kamu bilang akan menikah m dy yang disana?
trs knp masih saja kamu mengganggu aku...
knp masih saja kamu menghubungi aku...
bukankah aku sudah bilang aku sudah rela kalo kamu pergi ma dy...
silahkan pergi...
aq gag akan meminta kamu kembali ke aku...
aku gag akan mencintai kamu lagi..
tapi tolong berhenti menyakiti aku...
berhenti membuat aku menangis...
aku tahu aku lemah...
aku tahu aku begitu mengganggumi kamu tapi itu semua dulu..
ya dulu saat kita bersama...
sekarang semua hanya tinggal kenangan saja...
semua akan tersimpan rapi di hati ini...
insya Allah aku yakin Allah kasih yang terbaik buat kita....

Selasa, 13 Desember 2011

Surat buat my Lovely mama *ikut lomba lagi...

Ma, entah mengapa aku menuliskan ini. Aku tahu mama mungkin tak akan pernah membacanya. Kalaupun mama membacanya, aku tak yakin mama akan bisa memahaminya. Entahlah, aku ingin saja. Ada desakan dari dalam hati ini untuk menuliskan semua ini ma. Keinginan, itu saja. Bukankah sesuatu kita lakukan tak perlu selalu ada penjelasannya. Iya kan ma?
Ma, saat ini aku terpuruk. Aku merasa bersalah sekali, berdosa. Merasa bukanlah apa-apa, atau siapa-siapa. Aku remuk ma. Dan entahlah, mengapa di saat seperti itu aku akan selalu ingat mama. Aku rindu mama. Selalu saja, selalu begitu. Selalu jika aku ingat mama, aku tak kuasa untuk tidak menangis ma. Sampai saat ini aku belum bisa memberi sesuatu untuk mama, aku belum bisa menjadi sesuatu (meski mama tak pernah minta sesuatu dariku).
Ma, waktu semakin berjalan ya, dan tak terasa sudah 47 tahun saja usia mama dihari ini (12-12-2011) . mama semakin menua, tapi mama tak pernah mau berhenti menjadi mama. Menjadi ibu adalah karunia terbesar yang diberikan Allah , mungkin itu pikiranmu ma. Kami kini semua beranjak dewasa ma. Dan saat ini aku, telah menginjak semester keenam perkuliahan ini, ya aku tahu semestinya tahun ini tahun terakhir aku kuliah, tetapi aku mengulang untuk memilih jurusan yang aku inginkan. Do’akan aku ya ma, Do’akan semoga semoga aku ini bisa lebih bermanfaat untuk semua orang disekitarku dan bisa menjadi sosok wanita yang lebih baik lagi.

Ma, aku ingin membahagiakanmu. Aku ingin mama tersenyum dan bisa hadir di hari wisudaku, menatap bangga anakmu memakai toga kebesaran. Dan mama menciumku, menggumamkan sesuatu, yang pasti do’a ,yang kutahu tak pernah lupa untuk mama panjatkan.
Ma, aku tak ingin menangis. Tapi entah mengapa aku menangis menuliskan ini. Apakah karena aku belum bisa memberi yang terbaik buat mama. mama, aku cinta mama, aku cinta mama karena Allah. Tahukah mama, itu kalimat siapa? Itu adalah kalimat Delisa yang ia ucapakan pada ummi dan abinya. Ah, mama tak akan tahu siapa delisa itu. Dia anak-anak yang masin berusia 6 tahun ma. Ia hanyalah tokoh rekaan dalam sebuah novel (mama tahu novel tidak?). Tapi mengapa ia terasa begitu nyata bagiku, ia terasa hidup, ia seolah adikku, dan seolah diriku sendiri. Saat itu ma, aku tak kuasa untuk tak menangis saat membacanya. Aku ingat mama, betapa dulu aku tak terpikirkan mengucapkan kalimat seindah itu pada mama Saat aku seusia Delisa.
Ma, bagaimana kabar mama sekarang, di saat aku jauh dari mama aku justru selalu ingat mama Mungkin ini semua wajar, tapi tidak bagiku, ah akan sangat sulit menjelaskannya ma, terlalu sulit untuk mengucapkannya ma.

Ma, kadang aku rindu masa kecilku . Aku rindu saat mama mengangkatku tinggi tiap kali mama selesai memandikanku. Aku rindu saat mama mengajakku bepergian, di sebuah angkutan umum, mama begitu bangganya bercerita tentang aku pada penumpang. Ya memang tiap kali di angkutan umum bersama ma, banyak penumpang yang sering tanya tentang aku, ya karena aku terlahir dengan sangat kecil hanya 1,2 kg sampai-sampai papa dan nenek takut ketika melihatku, melihat tubuh mungilku, bahkan papa tidak berani menemani mama kerumah sakit disaat aku harus mendapatkan imunisasi, ah semua itu mengingatkan kembali akan indahnya masa kecilku, ma. Bahkan aku ingat ketika sampai akhirnya mempunyai Ibu angkat karena ketika mama melahirkan aku, bidan yang membantu mama langsung jatuh hati melihat aku, ah sekarang ibu angkatku telah meninggal dunia, air mata ini semakin jatuh ketika aku mengingat mama dan ibu angkatku. Ya aku merindukan sosok ibu angkatku, sekarang wanita itu telah pergi tetapi kenangan ini tak kan pernah mati didalam hati ini, apalagi ketika beliau sakit, air mata ini benar-benar tidak bisa tertahankan, Ya aku melihat sosok tua itu hanya bisa terbaring ditempat tidur, padahal dulu aku sering bercanda dan berbagi cerita kepadanya.

Ma,  sekarang gadis kecilmu ini telah menjadi wanita dewasa dan sekarang aku harus berani bertanggung jawab atas diriku sendiri. Dulu sewaktu kecil aku selalu meminta pembenaran dari mama tiap kali melakukan sesuatu yang tidak biasa. Ah masih ingatkah mama, dulu tiap kali aku ingin membatalkan puasa (setelah bandel di siang bolong ramadhan bermain dan berlarian bersama teman-teman yang membuatku kehausan) aku selalu meminta pertimbangan mama. Lama waktu itu aku merajuk, sampai akhirnya mama luluh dan berkata : ya sudahlah. Aku tak pernah berani untuk sembunyi-sembunyi membatalkan puasaku, karena mama tak pernah mengajarkan seperti itu . Dan sekarang ma, aku harus memutuskan sendiri tindakanku. Lalu akupun harus mempertanggungjawabkan sendiri tindakanku itu. Sekarang aku harus bisa menjaga diriku sendiri ma. Berat, berat sekali ma. Aku harus bisa menopang kedua kakiku agar tidak tergelincir, menjaga mulutku agar tidak kebablasan. Menjaga semuanya ma, Aku membayangkan begitu beratnya mama harus menjaga ketiga anak mama.

ma, kemarin saat terakhir kali aku pulang, mama mengeluhkan kaki mama yang linu-linu. Sekujur kaki (entah yang kanan atau kiri, aku lupa). Mama juga bilang badan mama juga sudah mulai sakit-sakitan, ah betapa berdosanya aku jika aku membiarkan mama merasakan kesakitan itu. Mama, aku berharap mama bisa menjadi kuat, mama tetap kuat, air mata ini sampai sulit untuk dihentikan. Tapi mama tak pernah sedih kan.mama menerima semua penyakit yang diberikan Allah itu dengan (ah sekali lagi) senyuman. Bahwa itu ujian Allah. mama tak pernah menyerah, itu bukanlah sebuah alasan untuk mama menghentikan aktifitas mama (walaupun mama semakin kesulitan berjalan). Tak ada yang bisa menghentikan mama.

Aku takut ma, aku takut saat itu tak dapat kutemui. Aku takut aku belum sempat membahagiakan mama. Aku takut mama tak sempat menikmati buah dari perjuangan mama itu. Aku tahu ma, ketakutanku tak beralasan sekali. Karena mungkin aku bisa saja mendahului mama, tapi ah tetap saja ma, ketakutan itu, ketakutan melihat kerut diwajah mama yang kian rata, ketakutan melihat gigi mama yang semakin banyak yang tanggal, dan kemarin, ketakutan melihat langkah mama yang semakin terhuyung-huyung digerogoti rematik. Ah aku takut ma. Bahkan semakin takut tiap kali aku mengingat dulu tiap kali mama mengeluhkan kaki mama yang sering linu dan meminta diolesi balsem sambil dipijiti, aku melakukannya dengan malas-malasan sambil bilang : dibuat tidur juga sembuh (yang langsung mama balas: mana mungkin bisa tidur nak kalau kaki linu begini). Padahal ma, padahal dulu mama selalu ikhlas tiap kali mengurut kakiku yang keseleo setelah main sepak bola di lapangan.

ma, apa yang mama lakukan sekarang. Sudahkah mama istirahat, sudahkah mama sejenak mengistirahatkan kaki mama. Ah mama memang tak pernah istirahat ma. Tiap kali mama merebahkan badan, ada saja yang menganggumu (termasuk aku), menanyakan hal-hal kecil, mengadu hal-hal kecil, meminta pertimbangan-pertimbangan. mama memang muara segala hal ma. Semuanya akan menjadi ringan bila dilaporkan padamu. mama selalu menenangkan . Entahlah, mungkin itu senjata yang diberikan Allah pada semua mama di muka bumi. mama tak perlu banyak berkata-kata, mama cukup memandang, dengan wajah teduhmu, dan subhanallah, semuanya terasa ringan kembali. Semuanya seolah bukanlah beban. Semua itu ma, semuanya, membuat aku bertambah sayang pada mama.Aku mencintaimu ma, walau itu tak pernah terucap. Sama halnya mama tak pernah mengucap kata cinta pada anak-anakmu , tapi aku tahu mama mencintai kami ma. Kecintaanmu bahkan tak terwakili oleh kata cinta itu sendiri.

Akhirnya hanya itu yang mungkin bisa kuberikan ma. Semuanya menguap. Aku tergugu. Aku tak bisa berkata-kata lagi. Terlalu banyak kasih sayangmu yang coba aku ceritakan. Terlalu beragam senyummu yang coba aku terjemahkan. Semuanya terlalu sesak. Tak akan muat dalam lembaran kertas.
Maafkan anakmu ini ma, karena bahkan sampai segede ini masih sering merepotkanmu.

Dan jika waktu bisa berputar ke belakang, sungguh ma, aku ingin kembali terlahir dari rahimmu.
Aku mencintaimu mama, mama, Engkau terlalu berharga untukku..

I Love U My Wonder Woman...
Love U So Much...

                                     Sekecil Cerita dari ku untukmu mama

                                                                             

Senin, 12 Desember 2011

it's amazing

tag pernah terpikir ketika suatu hari nanti namaku tercantum didalam blog teman-teman dari UGM....
Subhanallah bgd rasanya, waktu itu tanggal 25 November 2011 jam 21.00 wib, hanya sekedar iseng mencheck blog teman-teman BEM KM UGM (Ya,, waktu itu usil gitu, coba memberanikan diri ikut lomba karya tulis ilmiah) --> dari pada gak da kerjaan *itu yang terpikir dikepala nda...
kaget,,
seneng..
mo nangis...
mo jerit-jerit
saat nda melihat nama nda tercantum di blog mereka...
WINDA LESTARI PRAMHITA -- Universitas Andalas Padang

kata-kata pertama..
alhamdulillah ya Allah....

ditambah lagi ketika nda melihat dari Sumatera hanya dua orang...
1 orang lagi teman dari Universitas Negeri Medan...
subhanallah, tak pernah terpikir suatu hari nanti nda akan mendapatkan anugerah ini....

sampe-sampe saking bahagia nya, apa yang nda rasain nda share di FB...
mmm memang tidak menjadi juara 1,2 dan 3 tetapi nda bangga dan cukup senang karena seorang nda, yang bukan anak sastra...
hanya mahasiswa peternakan biasa yang mecoba membawa nama Unand ke nasional...


hari ini aq ingin mengucapkan terima kasih kepada Mu ya Allah karena Engkau telah memberikan nda sebuah kebahagiaan yang seperti itu.....

Senang akhirnya pernah mengukir cerita indah di tingkat nasional...
Diberdayakan oleh Blogger.